Sembilan Dua Romawi

Sembilan Dua Romawi

© 2024 — Senayan Developer Community

%PDF-1.3 %âãÏÓ 6 0 obj << /Linearized 1 /O 8 /H [ 753 178 ] /L 9237 /E 7562 /N 1 /T 9000 >> endobj xref 6 16 0000000016 00000 n 0000000664 00000 n 0000000931 00000 n 0000001082 00000 n 0000001257 00000 n 0000001663 00000 n 0000001855 00000 n 0000002040 00000 n 0000002423 00000 n 0000003686 00000 n 0000004066 00000 n 0000004251 00000 n 0000006627 00000 n 0000007454 00000 n 0000000753 00000 n 0000000911 00000 n trailer << /Size 22 /Info 4 0 R /Root 7 0 R /Prev 8991 /ID[] >> startxref 0 %%EOF 7 0 obj << /Type /Catalog /Pages 3 0 R /Metadata 5 0 R /PageLabels 2 0 R >> endobj 20 0 obj << /S 36 /L 80 /Filter /FlateDecode /Length 21 0 R >> stream H‰b``àc``úÈ ’'°(- Ä

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto terus mengepakkan sayap dalam pengembangan lini bisnis kampusnya.

UIN Saizu telah melakukan penandatanganan kerja sama dengan PT Sembilan Dua Abadi Pemalang, guna pengembangan bisnis air minum kemasan.

Penandatanganan perjanjian kerja sama telah dilakukan antara Rektor UIN Saizu Purwokerto, Profesor Ridwan dan Direktur PT Sembilan Dua Abadi, Astri Yana Elsera.

Baca juga: HMPS Perbandingan Madzhab UIN Saizu Gelar Seminar Bahas Impact Paslon Tunggal Bersama KPU dan DPRD

Baca juga: Ribuan Jemaah Banjiri "Eksya Bersholawat" di Halaman Rektorat Kampus UIN Saizu Purwokerto

Penandatanganan dilakukan di Ruang Rapat Lantai 4 Gedung Rektorat UIN Saizu Purwokerto, Senin (4/11/2024).

Kegiatan dihadiri Wakil Rektor II Profesor Sulkhan Chakim, Wakil Rektor III Profesor Sunhaji, Kepala Biro Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan (AUPK) Adnan dan Ketua Pusat Pengembangan Bisnis (P2B) Dr Rahmini Hadi serta jajarannya.

Hadir pula jajaran pejabat di PT Sembilan Dua Abadi.

Rektor UIN Saizu Purwokerto, Profesor Ridwan menyatakan, kolaborasi ini merupakan langkah konkret Kampus UIN Saizu untuk memperkuat tata kelola keuangan sebagai Badan Layanan Umum (BLU).

“Kami berkomitmen untuk mengembangkan sektor bisnis guna mendukung tata kelola BLU," ujarnya.

Setelah bertransformasi menjadi BLU, tantangan ke depan bisa meningkatkan pendapatan di luar sektor akademik.

Hadirnya berbagai lini bisnis yang dikembangkan, harapannya dapat meningkatkan sumber pendapatan yang memperkuat keuangan lembaga.

Salah satu hasil nyata dari kerjasama ini adalah rencana produksi air minum kemasan milik UIN Saizu Purwokerto dengan nama merk "Saizu".

Baca juga: LPM UIN Saizu Gelar FGD Penyusunan Kurikulum dan Capaian Pembelajaran 2024

Baca juga: Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf FEBI UIN Saizu Raih Akreditasi Unggul dari LAMEMBA

Unit usaha tersebut akan segera memulai produksi.

Rencananya pada Desember 2024, produksi sudah mulai dilakukan.

"Kami berharap produk ini tidak hanya memenuhi kebutuhan internal, tetapi juga memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, dalam upaya peningkatan layanan publik," tambah Profesor Ridwan.

Dia mengingatkan P2B agar bekerja optimal dalam mendukung realisasi program tersebut.

Direktur PT Sembilan Dua Abadi Pemalang, Astri Yana Elsera menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan oleh UIN Saizu Purwokerto untuk bermitra dalam pengembangan bisnis ini.

“Kami berterima kasih telah dipercaya menjadi mitra dalam pengembangan unit bisnis ini," akunya.

Pihaknya tentu akan berusaha memberikan dukungan terbaik untuk kesuksesan proyek air minum kemasan ini.

Dengan kerja sama ini, UIN Saizu Purwokerto terus menunjukkan komitmennya dalam inovasi dan diversifikasi sumber pendapatan untuk mendukung kesejahteraan kampus dan meningkatkan pelayanan bagi civitas akademika serta masyarakat luas. (*)

Baca juga: Mahasiswa UIN Saizu Purwokerto Selesaikan KKN Internasional di University of Mindanao Filipina

Baca juga: Mahasiswa Ilmu Lingkungan UIN Saizu Raih Medali Perak di Lomba Essay Nasional Penmas Fest 2024

Raja Melewar atau Raja Malewa adalah seorang Raja atau Yang Dipertuan Besar Negeri Sembilan pertama di Semenanjung Malaya. Ia merupakan keturunan Yang Dipertuan Pagaruyung, yang diutus langsung dari Kerajaan Pagaruyung minangkabau untuk menjadi raja di Negeri Sembilan.[1]

Nama lengkapnya adalah Yang Dipertuan Besar Sri Paduka Raja Tuanku Mahmud Syah ibni al-Marhum Sultan 'Abdu'l Jalil, Yang diPertuan Besar Negeri Sembilan. Raja Melewar memerintah dari tahun 1773 sampai 1795.

Para pemukim Minangkabau sudah berdiam di Negeri Sembilan sejak abad ke-15. Pada awalnya mereka berada di bawah perlindungan Malaka, dan kemudian Johor. Pada abad ke-18 Johor yang melemah tak mampu lagi melindungi Negeri Sembilan dari serangan orang-orang Bugis. Karena itu para pemuka Negeri Sembilan meminta diberikan raja dari Pagaruyung untuk memerintah mereka. Raja Pagaruyung saat itu, Sultan Abdul Jalil, mengabulkan permohonan itu dan mengutus Raja Melewar untuk menjadi raja di Negeri Sembilan.

Sebelum Raja Melewar bertolak ke Negeri Sembilan, raja Pagaruyung telah memerintahkan seorang kerabat diraja bernama Raja Khatib untuk pergi lebih awal membuat persiapan menyambut Raja Melewar di Negeri Sembilan. Namun sesampainya Raja Khatib di Seri Menanti, dia telah mengaku sebagai anak raja yang dihantar dari Pagaruyung. Penghulu Seri Menanti bernama Penghulu Naam lalu mengawinkan anak perempuannya dengan Raja Khatib.

Sementara itu angkatan Raja Melewar berangkat dari Pagaruyung menuju Tanah Melayu. Bagaimanapun sebelum ke Negeri Sembilan, Raja Melewar terlebih dahulu menghadap Sultan Johor yang kemudiannya menganugerahkan cap mohor dan diberikan kuasa untuk memerintah semua tanah jajahan di Negeri Sembilan.

Selepas pelantikan itu Raja Melewar dan angkatannya berangkat menuju ke Negeri Sembilan melalui Naning. Sampai di Naning, angkatan Raja Melewar telah berpapasan dengan angkatan perang Bugis pimpinan Daeng Kemboja. Pertempuran terjadi dan akhirnya angkatan Bugis dikalahkan dan Daeng Kemboja terpaksa melarikan diri.

Raja Melewar kemudiannya meneruskan perjalanan sehingga sampai di Rembau dan ditabalkan menjadi Yang Dipertuan Besar Negeri Sembilan di Kampung Penajis. Tempat bersemayam Raja Melewar ini sampai sekarang diberi nama Kampung Astana Raja.

Selepas pertabalan itu Raja Melewar memimpin satu angkatan perang untuk menyerang Raja Khatib di Seri Menanti. Penghulu Naam memberontak menentang Yang Dipertuan Besar Raja Melewar. Dalam peperangan itu Penghulu Naam kalah dan dia-pun dihukum pancung. Dengan itu selesailah ketegangan dalam pemerintahan Negeri Sembilan ketika itu.

Pada tahun 1795, Raja Melewar digantikan oleh Tuanku Raja Hitam sebagai Yang Dipertuan Besar Negeri Sembilan berikutnya, yang bertahta dan memerintah dari tahun 1795 sampai 1808. Sebagai Raja ke-II, Tuanku Raja Hitam juga masih diutus langsung dari Kerajaan Pagaruyung.